Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.12 No. 2
252
H a l a m a n
member nilai numerik pada pertimbangan
subjektif tentang pentingnya tiap variabel
dan mensintesis berbagai pertimbangan ini
untuk menetapkan variabel yang mana yang
memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak
untuk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menerapkan
metode
AHP
dalam
penyeleksian
mahasiswa
berprestasi
sehingga dapat mempermudah unsur
pimpinan dalam menentukan siapa yang
menjadi mahasiswa berprestasi.
TINJAUAN PUSTAKA
AHP
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini
adalah sebuah kerangka untuk mengambil
keputusan dengan efektif atas persoalan
yang kompleks dengan menyederhanakan
dan mempercepat proses pengambilan
keputusan dengan memecahkan persoalan
tersebut
kedalam
bagian-bagiannya,
menata bagian atau variabel ini dalam
suatu susunan hirarki, member nilai
numerik pada pertimbangan subjektif
tentang pentingnya tiap variabel dan
mensintesis berbagai pertimbangan ini
untuk menetapkan variabel yang mana yang
memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak
untuk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut. Metode AHP ini membantu
memecahkan persoalan yang kompleks
dengan menstruktur suatu hirarki kriteria,
pihak yang berkepentingan, hasil dan
dengan menarik berbagai pertimbangan
guna mengembangkan bobot atau prioritas.
Analisis
Hierarki Proses
berikut:
1. Mendefinisikan
permasalahan
dan
menentukan solusi yang diinginkan.
Dalam tahap ini berusaha menentukan
masalah yang akan dipecahkan secara
jelas, detail dan mudah dipahami. Dari
masalah yang ada dicoba untuk
menentukan solusi yang mungkin cocok
bagi masalah tersebut. Solusi dari
masalah mungkin berjumlah labih dari
satu.
Solusi
tersebut
nantinya
dikembangkan lebih lanjut dalam tahap
berikutnya.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali
dengan tujuan utama.
Setelah menyusun tujuan utama sebagai
level teratas akan disusun level hierarki
yang berada dibawahnya yaitu kriteria-
kriteria
yang
cocok
untuk
mempertimbangkan
atau
menilai
alternatif
yang
diberikan
dan
menentukan alternatif tersebut. Tiap
kriteria mempunyai internsitas yang
berbeda-beda.
Hierarki
dilanjutkan
dengan
subkriteria
(jika
mungkin
diperlukan).
3. Membuat
matrik
perbandingan
berpasangan
yang
menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap
elemen terhadap tujuan atau kriteria
yang setingkat diatasnya.
Matrik
yang
digunakan
bersifat
sederhana, memiliki kedudukan kuat
untuk kerangka konsistensi, mendapat
informasi lain yang mungkin dibutuhkan
dengan semua perbandingan yang
mungkin dan mampu menganalisis
kepekaan prioritas secara keseluruhan
untuk
perubahan
pertimbangan.
Pendekatan
dengan
matriks
mencerminkan aspek ganda dalam
prioritas
yaitu
mendominasi
dan
didominasi. Perbandingan dilakukan
berdasarkan judgement dari pengambil
keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan suatu elemen dibandingkan
dengan elemen lainnya. Untuk memulai
proses
perbandingan
berpasangan
dipilih sebuah kriteria dari level paling
atas hierarki misalnya K dan kemudian
dari level dibawahnya diambil elemen
yang akan dibandingkan misalnya E1,
E2, E3, E4, E5
4. Mendefinisikan
perbandingan
berpasangan sehingga diperoleh jumlah
penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-
Sri Nurhayati, Sri Supatmi