Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22
Page 15 of 22Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.13 No. 2
157
H a l a m a n
kombinasi baru dari cara-cara lama dalam
menstransformasi input menjadi output
yang menciptakan perubahan besar dalam
hubungan antara nilai guna dan harga yang
ditawarkan kepada konsumen dan/atau
pengguna,
komunitas,sosietas
dan
lingkungan. Atau, inovasi dalam hal ini
adalah
praktik
atau
hasil
nyata
darikreativitas yang dapat diterima oleh
pasar.Inovasi dalam proses produksi dapat
menawarkan nilai tambah yang berlipat-lipat
dan berpotensi menguntungkan bagi
produsen beserta seluruh staf dan
karyawannya.
Sebagai contoh, di kota bandung kaum
booming
yang sama sedang marak produk yang
hampir serupa dengan bermacam-macam
merk dan dijajakan hampir di sepanjang
jalan utama
.
Distro merupakan singkatan
distribution outlet
pakaian dengan desain yang unik dalam
jumlah yang terbatas. Hal yang menarik dari
fenomena tersebut adalah praktik inovasi
industri yang luar biasa. Harga yang
ditawarkan di distro bisa mencapai 3
sampai 4 kali lipat dengan harga yang
ditawarkan
di
toko-toko
grosir,karna
desainnya yang eksklusif.
Modal intelektual merupakan sumber daya
value added
produk kreatif. Bontis et al. (2000)
mengidentifikasi modal intelektual sebagai
seperangkat sumber daya tak berwujud
(kemampuan
dan
kompetensi)
yang
menggerakkan
organisasi
untuk
menciptakan kinerja dan nilai perusahaan.
Seringkali modal intelektual didefinisikan
sebagai sumber daya pengetahuan dalam
bentuk karyawan, pelanggan, proses, atau
teknologi yang dapat digunakan perusahaan
dalam proses penciptaan nilai bagi
perusahaan (Bukh et al., 2005).
Secara umum, elemen-elemen dalam modal
intelektual dibedakan dalam tiga kategori
pengetahuan, yaitu pengetahuan yang
berhubungan dengan karyawan (human
capital), pengetahuan yang berhubungan
dengan pelanggan (customer capital atau
relational capital), dan pengetahuan yang
berhubungan hanya dengan perusahaan
(structural atau organizational capital). Keti-
ga kategori tersebut membentuk Intellectual
Capital (Bontis et al., 2000; Boekestein,
2006). Komponen-komponen modal intel-
ektual adalah sebagai berikut:
Human Capital
kompetensi yang dimiliki karyawan dalam
memproduksi barang dan jasa serta
kemampuannya untuk berhubungan baik
dengan pelanggan. Termasuk dalam
human
capital
yaitu
pendidikan,
pengalaman, keterampilan, kreatifitas
dan
perilaku.
Human
capital
merepresentasikan modal pengetahuan
individu organisasi yang dipresentasikan
oleh karyawannya (Bontis et al., 2000).
Jika
perusahaan
berhasil
dalam
mengelola pengetahuan karyawannya
maka hal tersebut dapat meningkatkan
human capital. Human capital ini akan
mendukung
structural
capital
dan
customer capital.
Structural Capital
yang dimiliki suatu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk
dalam structural capital yaitu sistem
teknologi,
sistem
operasional
perusahaan, paten, merk dagang dan
kursus pelatihan. Bontis et al. (2000)
menyebutkan structural capital meliputi
seluruh pengetahuan selain pengetahuan
yang dimiliki sumber daya manusia
dalam
organisasi
seperti
sistem
informasi, struktur organisasi, proses
manual, strategi perusahaan, rutinitas
kegiatan, dan segala hal yang membuat
nilai perusahaan lebih besar dari nilai
materialnya.
c.Customer Capital
yang berhubungan dengan perusahaan,
yang menerima pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan tersebut. Elemen
customer capital merupakan komponen
modal intelektual yang memberikan nilai
secara
nyata.
Customer
capital
membahas
mengenai
hubungan
perusahaan dengan pihak di luar
Supriyati, Hery Dwi Yulianto, Apriani Puti Purfini