Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.13 No. 1
15
H a l a m a n
McKeen, 2003). Pada literatur penelitian
maupun
dalam
praktek,
kepuasan
pengguna seringkali digunakan sebagai
ukuran pengganti dari efektivitas sistem
informasi (Melone, 1990). Hasil penelitian
yang diperoleh DeLone dan McLean (1992),
McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002),
McGill et al., (2003), Almutairi dan
Subramanian (2005), serta Livari (2005)
menunjukkan
bahwa
kualitas
sistem
informasi berpengaruh positif terhadap
kepuasan pemakainya. Semakin tinggi
kualitas informasi yang dihasilkan suatu
sistem
informasi,
akan
semakin
meningkatkan kepuasan pemakai (DeLone
dan McLean, 1992). Pendapat ini didukung
hasil penelitian Kim dan McHaney (2000),
McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002),
McGill et al., (2003), Almutairi dan
Subramanian (2005) serta Livari (2005).
Jika pemakai sistem informasi percaya
bahwa kualitas sistem dan kualitas
informasi yang dihasilkan dari sistem yang
digunakan adalah baik, mereka akan
merasa
puas
menggunakan
sistem
tersebut. Koeing, (1997), Edvisson dan
Malone, (1997), Fit-enz dan Davison,
(2000),
Mayo,
(2002),
Baron
dan
Armstrong, (2007), menjelaskan konsep
kompetensi sama dengan konsep komitmen
yakni sebagai modal manusia yang dalam
hal ini adalah karyawan. R. Palan (2007)
berpendapat bahwa definisi kompetensi di
tempat kerja merujuk pada kecocokan
seseorang
dengan
pekerjaannya.
Kompetensi memiliki dua makna yang
berbeda sesuai dalam pekerjaan yaitu:
1. Competency
mengenai perilaku, dan
2. Competence
kan deskripsi tugas atau hasil peker-
jaan.
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus
Margono (2009) menjelaskan keandalan
realibility
diperoleh dari sumber-sumber yang dapat
diandalkan kebenarannya serta pengolah
data atau pemberi informasinya harus
dapat menjamin tingkat kepercayaan yang
tinggi atas informasi yang disajikan.
Menurut Romney & Steinbart (2006:6-7)
oftware
program yang digunakan untuk menjalan-
kan aplikasi tertentu pada komputer.
et. al.
perangkat lunak aplikasi dikatakan baik jika
memiliki indikator di bawah ini:
1. Perangkat lunak aplikasi dapat dioperasi-
kan secara moduler.
2. Perangkat lunak aplikasi dapat dioperasi-
kan secara integrasi.
3. Perangkat lunak aplikasi mudah men-
goperasikannya.
4. Perangkat lunak aplikasi memiliki tingkat
keamanan yang tinggi.
5. Perangkat lunak aplikasi dilengkapi pe-
tunjuk pengoperasiannya.
6. Perangkat lunak aplikasi memiliki fungsi
back-up.
7. Perangkat lunak aplikasi memiliki fungsi
restore.
8. Perangkat lunak aplikasi memiliki fungsi
otorisasi.
Menurut Romney & Steinbart (2006:6-7)
database
database
sistem informasi berbasis komputer tersim-
pan dalam 2 (dua) media penyimpanan,
yaitu:
1. Media penyimpanan utama.
2. Media penyimpanan sekunder.
Database
kator sebagai berikut:
1. Database
recovery.
2. Database
informasi terintegrasi.
3. Database
iliki sistem pengaman data.
4. Database
user
5. Database
iliki sistem otorisasi data.
6. Database
on-line
off-line.
Supriyati