Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.13 No. 1
19
H a l a m a n
terhadap Kualitas Informasi Akuntansi,
namun tidak signifikan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien
korelasi, maka koefisien korelasi sebesar
0,563 menunjukkan hubungan positif yang
user
softwaredatabase
kualitas
informasi
akuntansi
secara
simultan. Kondisi ini menggambarkan
user
keandalan
software
dan
keandalan
database
akuntansi yang dihasilkan sistem informasi
akuntansi. Ada beberapa alasan yang
memperkuat kondisi ini:
1. Jumlah sampel yang diteliti terbatas
hanya 9 perusahaan BUMN yang
berpusat di kota Bandung sehingga
dengan α=0,05 serta derajat kebeba-
san v
1
= 5 (n-(k+1)) dan v
2
= 3, Dengan
nilai F
hitung
< F
tabel
(0,773 < 5,409)
maka H
menjadi diterima.
2. Penulis hanya membahas variabel
usersoftware
dan
keandalan
database
dari
komponen sistem informasi akuntansi
hal ini didukung oleh pendapatnya
O’brien (2008:58) mengatakan jadi
untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas perusahaan sudah pasti
harus melakukan investasi yang tidak
sedikit pada teknologi informasi dan
point
kenapa para investor berinvestasi
dalam teknologi informasi. Pertama,
bisnis yang sebenarnya dan nilai
kompetitif dari teknologi informasi
software
serta nilai informasi yang di dapat dan
digunakan oleh bisnis tersebut, bukan
hardware,
jaringan, dan fasilitas TI lainnya yang
biasanya digunakan oleh banyak
perusahaan.
Kedua,
keunggulan
strategis teknologi informasi hanya
dapat diperoleh melalui penggunaan
dan manajemen yang tepat. TI yang
tidak dikelola dengan tepat dapat
mengarah pada kegagalan bisnis dan TI
yang dikelola dengan ahli benar-benar
akan mengarah kepada keunggulan
kompetitif yang sangat berguna bagi
kegiatan bisnis Kroenke (1992).
3. Karakteristik yang melekat pada
perusahaan BUMN itu sendiri sebagai
unit analisis yang diteliti, bahwa
perusahaan BUMN masih identik
dengan organisasi formal dimana
masih adanya aktivitas birokrasi
walaupun
semenjak
era
90-an
beberapa aset publiknya lebih banyak
dikuasai oleh sektor swasta. Menurut
(Wahyudi Kumorotomo dan Subando
Agus Margono, 2009:75) bahwa
struktur
organisasi
publik
lebih
birokratis dan sangat tersentralistis. Hal
ini dapat dilihat dari kewenangan
pimpinan puncak yang sangat besar,
sehingga aliran informasi dalam rangka
pembuatan keputusan juga tidak
berjalan merata. Pendekatan ini sering
menghalangi kepuasan dari berbagai
kelompok
sehingga
keputusanpun
meskipun rasional tetap memiliki
derajat efektivitas yang rendah karena
dukungan
internal
yang
tidak
menyeluruh. Selain itu jika dilihat dari
ukuran keberhasilan pada perusahaan
sektor
publik
tidak
jelas
dan
menyangkut banyak hal yang luas
karena ada beberapa pendekatan yang
melekat pada perusahaan sektor publik
menurut (Caiden, 1987):
a.Pendekatan
pertama
bahwa
organisasi publik sebenarnya identik
dengan administrasi pemerintahan.
b.Pendekatan kedua adalah dengan
melukiskan
bahwa
identifikasi
organisasi publik didasarkan pada
peraturan-peraturan negara, dibiayai
oleh
keuangan
negara
dan
dioperasionalisasikan aparat yang
mempunyai jenjang karir tertentu.
c.Pendekatan ketiga adalah sifat-sifat
administrasi
organisasi
publik
berorientasi pada publik.
d.Pendekatan
keempat
melihat
administrasi negara yang berbentuk
Supriyati