Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.13 No. 1
28
H a l a m a n
3. Peran Keigo dalam Masyarakat Jepang
keigo
Jepang sangat besar. Hal ini terlihat dari
paparan oleh Hinata Shigeo (2000) bahwa
peran nyata penggunaan keigo sebagai
ragam yang menunjukkan sebagai berikut :
a. Penghormatan
Hal ini merupakan fungsi dasar dari keigo.
Lawan bicara yang dihormati adalah atasan
atau orang yang posisinya tinggi secara so-
sial, yang mengacu pada kelompok orang
yang berada dalam bidang perdagangan
dan bisnis.
b. Situasi formal
Dalam hubungan atau situasi resmi dil-
akukan pemakaian bahasa yang kaku dan
formal, seperti ketika sambutan upacara
pernikahan, dalam rapat atau ceramah
resmi digunakan bahasa hormat sebagai
etika sosial. Berbicara dengan ragam akrab
dalam situasi seperti ini malah men-
imbulkan kesan tidak sopan.
c. Jarak
Diantara pembicara dan lawan bicara yang
baru pertama kali bertemu umumnya ter-
dapat ‘jarak’ secara psikologis, oleh kare-
nanya diawal digunakan bahasa halus atau
bahasa hormat secara wajar untuk menjaga
hubungan tersebut. Pemakaian bahasa atau
sikap yang terlalu ramah terkadang akan
menimbulkan kesan kasar atau tidak sopan.
d. Martabat
Keigo
matan terhadap lawan bicara atau orang
yang dibicarakan. Tetapi dengan
menggunakan keigo secara tepat secara
tidak langsung juga menunjukkan pendidi-
kan atau martabat pembicaranya.
e. Rasa kasih sayang
Keigo
atau guru (Taman Kanak-Kanak) kepada
anak-anak salah satunya untuk menunjuk-
kan perasaan kasih sayang atau menya-
takan kebaikan hati atau keramahan penu-
turnya.
f. Sindirian, celaan, atau olok-olok
keigo
digunakan untuk menyatakan suatu hal
secara kebalikan sebagai sindirian, celaan,
ataupun olokan terhadap orang lain.
METODE PENELITIAN
Model penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif, dimana penelitian ini
mendeskripsikan kondisi yang ada pada
masa sekarang atau dapat disebut
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
(Ibrahim, 1989:64). Model ini dinilai tepat
untuk penelitian ini karena akan menjelas-
kan permasalahan sehingga jika perlu dil-
akukan perbaikan maka dapat dil-
aksanakan. Penggunaan model ini juga ber-
tujuan untuk menjelaskan kondisi yang ada
tanpa dipengaruhi oleh peneliti, sehingga
kemudian dapat dilakukan modifikasi serta
merupakan upaya untuk pemecahan masa-
lah praktis pendidikan.
Pendekatan penelitian dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif, dimana angka-
angka akan diintepretasikan untuk kemudi-
an ditarik kesimpulan dalam rangka menja-
wab masalah penelitian. Penelitian ini meru-
(case studies)
(field research)
hadap suatu kelompok dalam waktu terten-
tu. Sampel penelitian berupa sampel ber-
(purposive sample)
mahasiswa tingkat akhir (semester 7)
program studi/jurusan bahasa/sastra
Jepang dari perguruan tinggi negeri dan
swasra di kota Bandung Tahun Akademik
2014/2015, yaitu Universitas Komputer
Ind ones ia
(UNIKOM),
Univers it as
Widyatama, Universitas PASIM, Universitas
Kristen Maranatha, dan Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Sumber data
penelitian berupa 1) Tes tertulis, untuk
mengetahui tentang tingkat kemampuan
dan kesalahan mahasiswa dalam
penggunaan keigo; 2) Angket, untuk
mengumpulkan data mengenai faktor-faktor
yang menyebabkan mahasiswa melakukan
kesalahan dalam penggunaan keigo.Teknik
Fenny Febrianty, Pitri Haryanti, Soni Mulyawan Setiana