Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.13 No. 1
79
H a l a m a n
dalam perebutan tata kuasa lahan dalam
setiap konflik pertanahan di berbagai dae-
rah.
Tidak banyak ulasan yang menyoroti
bagaimana peranan perempuan dalam kon-
flik pertanahan ini. Termasuk apakah ter-
dapat bias gender dalam perjuangan pe-
rebutan tata kuasa lahan di berbagai wila-
yah ini. Penelitian ini mendeskripsikan ten-
tang peranan perempuan dalam konflik per-
tanahan.
Riset ini mengambil wilayah Kampong Palin-
tang,
Desa
Cipanjalu,
Kecamatan
Cilengkrang Kabupaten Bandung sebagai
wilayah penelitiannya. Dengan pertim-
bangan wilayah ini sudah sampai pada fase
penataan produksi dalam pergerakan mere-
but kedaulatan sumber daya agraria khu-
susnya wilayah kehutanan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di
atas, maka peneliti merumuskan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana peran perempuan dalam konflik
agraria di desa Cipanjalu Kecamatan
Cilengkrang Kabupaten Bandung?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peranan perempuan da-
lam konflik agraria di desa Cipanjalu Keca-
matan Cilengkrang, Kabupaten Bandung
4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini selain untuk kepentingan
akademik, penelitian ini juga dapat dijadi-
kan sumber informasi pemerintah Kabupat-
en Bandung. Selain itu diharapkan memiliki
kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis
sebagai berikut :
a. Aspek teoritis adalah hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sum-
bangan pemikiran tentang komunikasi
gender
b. Aspek praktis (guna laksana) adalah
hasil penelitian ini diharapkan akan
dapat memberikan masukan dan solusi
bagi berbagai pihak dalam konflik agrar-
ia di tanah air
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian deskriptif, yaitu hanyalah me-
maparkan situasi dan peristiwa. Penelitian
ini tidak mencari atau menjelaskan hub-
ungan, tidak menguji hipotesis atau membu-
at prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan
untuk : (1) mengumpulkan informasi actual
secara rinci melukiskan gejala yang ada, (2)
mengidentifikasi masalah atau memeriksa
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,
(3) membuat perbandingan atau evaluasi,
(4) menentukan apa yang dilakukan orang
lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.
Metode deskriptif amat berguna untuk me-
tentative
teori. “hypothesis generating”, bukan
“hypothesis testing” dan “heuristic” bukan
“verifikatif”.
Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat
pada observasi dan suasana alamiah
naturalistic setting
bagai pengamat, hanya membuat kategori
perilaku, mengamati gejala dan mencat-
atnya dalam buku observasinya. Penelitian
deskriptif mungkin lahir karena kebutuhan.
Kajian Wanita Universitas Wanita Interna-
tional ingin mengetahui peranan perempuan
dalam konflik pertanahan. Tetapi penelitian
juga timbul karena begitu banyak peristiwa
di lapangan yang menarik perhatian peneliti.
Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani
atau diarahkan oleh teori. Peneliti bebas
mengamati objeknya, menjelajah dan
menemukan
wawasan-wawasan
baru
sepanjang jalan. Karena itu penelitian
deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang
disebut Seltiz, Wrightsman dan Cook se-
bagai
penelitian
insight
stimulating
Penelitian deskriptif bukan saja menjabar-
Aulia Asmarani