Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
3
H a l a m a n
ETOS KERJA BANGSA JEPANG
DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BANJIR
PITRI HARYANTI, RETNO PURWANI SARI, SONI MULYAWAN SETIANA
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra
Universitas Komputer Indonesia
The issue of flood management policies serves polemics in public discourse with
no consistency of risk management policies; the arguments continue. As a
result, this phenomenon leads to the fact that a technology alone cannot
answer the challenges of management risk, and public work projects are
promoted to address those challenges. As behavourist’s saying, “mind
determines attitude”, one of essential public work projects is related to a
change of people’s mind by learning from others’ experienisces. The
manipulation of Indonesian’s mind through learning Japanese’s mind is
considered as a focus of this research. The research itself aims to examine
Japanese indiginious culture to assist Indonesian in identifying and applying its
own indigenous culture. Conducting the research, analytic descriptive
qualitative approach is applied comprehendly. Analyzing the cases, the research
shows that Japanese moral etique, bushido, and its indiginious culture are
implemented to formulate flood management policies. Government, private
companies, and citizens work together to manage the risk.
KeywordsJapanese’s ethos, flood, management policies
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini banjir telah menjadi fenome-
na alam yang biasa dan sering terjadi di
Indonesia setiap musim hujan pada setiap
tahunnya. Tetapi sayangnya kejadian banjir
yang sudah menjadi langganan setiap ta-
hun tidak diikuti dengan tindakan-tindakan
pencegahan ataupun penanggulangan yang
signifikan. Ketika banjir datang berulang,
misalnya di Jakarta, pemerintah kota yang
seharusnya
memiliki
kemampuan
antisipasi, pencegahan, serta penanganan
yang makin baik dan canggih dari waktu ke
waktu pada kenyataannya tidak lebih sigap
dan cekatan. Kondisi ini diperparah dengan
peran dan sumbangsih pihak swasta dan
masyarakat yang justru memperburuk
keadaan. Pembangunan mall, villa atau
resort-resort
lingkungan, dan kebiasaan masyarakat
membuang sampah sembarangan atau ke
drainase
sudah menjadi suatu yang membudaya dan
menjadi hal yang biasa. Oleh karena itu
sudah seyogyanya dalam menangani
masalah banjir ini tidak hanya pekerjaan
rumah pemerintah saja, tetapi juga pihak
swasta dan masyarakat.
Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi di
Jepang. Jepang, dengan kondisi geo-
grafisnya yang hampir 70% merupakan dae-
rah pegunungan dengan aliran sungai cu-
ram dan jarak ke laut yang pendek,
mengharuskan Jepang berhadapan dengan
bidang
SASTRA