Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
4
H a l a m a n
banjir ketika terjadi curah hujan tinggi. Ting-
ginya curah hujan di Jepang disebabkan
Taifu
global yang terjadi akhir-akhir ini yang me-
nyebabkan ketidakstabilan iklim tidak hanya
di Jepang tetapi juga di seluruh Negara di
bumi ini. Faktor penyebab banjir di Jepang
berbeda dengan di Indonesia karena banjir
di Jepang umumnya terjadi karena
meluapnya air dari sungai karena curah
hujan tinggi. Dengan kata lain banjir di Je-
pang bukan karena bukti kegagalan
pemerintah dan masyarakat Jepang dalam
memelihara, mengelola dan melakukan
konservasi lingkungan tetapi lebih kepada
kondisi alamnya.
Menghadapi kondisi seperti itu setiap ta-
hunnya, Jepang tidak diam dan berpangku
tangan. Pemerintah dengan kontrol dan
manajemen yang meningkat setiap saat dan
kesadaran masyarakatnya dalam menjaga
ekologi dan keseimbangan alam yang tinggi
membuat kerugian akibat banjjir dapat
berkurang dari tahun ke tahun. Jepang yang
memiliki alat-alat canggih dengan teknologi
tinggi memang perlu ditiru tetapi, lebih dari
itu budaya Jepang baik pemerintah maupun
masyarakatnya untuk menanganani banjir
juga perlu dicontoh. Karena di Indonesia
terutama di Jakarta, masalah banjir
disebabkan tidak hanya oleh kondisi alam
tetapi juga oleh karena pola pikir dan bu-
daya kerja pemerintah kota yang penuh
dengan korupsi dan kolusi, pola pikir pihak
swasta yang hanya memikirkan kepent-
ingannya sendiri tanpa mengindahkan kese-
imbangan alam dan juga pola pikir dan bu-
daya masyarakatnya yang tidak pernah
menjaga lingkungan dengan membuang
sampah sembarangan dan berpikir kebersi-
han kota dan lingkungan adalah tanggung
jawab pemerintah semata.
Dengan pola pikir dan budaya pemerintah
kota, pihak swasta ataupun masyarakat
Indonesia yang seperti itu, meskipun
crosswave
dengan harga tinggi oleh pemerintah Indo-
nesia maka semua itu akan sia-sia. Oleh
karena itu, selain kita meniru teknologi dari
Jepang, perlu juga bagi pemerintah maupun
masyarakat kita untuk dapat bercermin dari
pola pikir dan budaya masyarakat Jepang.
Berdasarkan dari asumsi tersebut, tema
yang akan diteliti dalam penelitian ini ada-
lah Penanggulangan Banjir di Jepang Ditin-
jau dari Aspek Budaya. Dengan harapan,
kita semua bisa tersadar perlunya memeli-
hara nilai-nlai luhur dan karakter bangsa
yang sudah mulai terkikis untuk mem-
bangun negeri tercinta kita Indonesia. Kare-
na Jepang pun bisa menjadi Negara yang
maju tidak lain karena mereka mampu
mempertahankan nilai-nilai luhur, kearifan
lokal mereka di tengah-tengah zaman
modern ini.
Mengkaji permasalahan tersebut di atas,
rumusan masalah dapat dibuat sebagai
berikut: (1) Bagaimana pola pikir
pemerintah Jepang dalam penanggulangan
banjir di Jepang, (2) Bagaimana pola pikir
pihak swasta Jepang dalam penanggulan-
gan banjir di Jepang, dan (3) Bagaimana
pola pikir masyarakat Jepang dalam pe-
nanggulangan banjir di Jepang.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan konsep penelitian dil-
akukan melalui pendekatan penelitian kuali-
tatif karena hasil analisis dari penelitian ini
tidak ditransformasi dalam bentuk angka
tetapi berupa pemaparan dalam bentuk
naratif mengenai penanggulangan banjir di
Jepang ditinjau dari pola pikir dan budaya
pemerintah, pihak swasta dan masyara-
katnya. Proses pengumpulan data dilakukan
dengan kajian pustaka baik dari buku-buku
referensi ataupun melalui media cyber. Tid-
ak hanya itu pengumpulan data pun akan
dilakukan dengan menghubungi pemerintah
kota di Jepang yang pernah dilanda banjir di
antaranya, Kyushu, Tokyo dan Tohoku,
pihak swasta dalam hal ini beberapa pabrik
di Jepang dan beberapa orang Jepang se-
Pitri Haryanti, Retno Purwani Sari, Soni Mulyawan