Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
11
H a l a m a n
Dalam usaha pemerintah mencegah banjir
dengan membangun bendungan di sekitar
area sungai pada tahun 1945, penduduk
yang tinggal di area tersebut rela pindah
meskipun kompensasi yang diberikan oleh
pemerintah pada waktu itu kurang layak
dan kekurangan dari kompensasi itu
dibayarkan lima tahun setelahnya yaitu pa-
da tahun 1950. Namun dari peristiwa terse-
but, terlihat jelas sifat loyalitas orang Jepang
kepada Negara yang melebihi logika sehing-
ga mereka rela berkorban apapun untuk
kepentingan bangsa dan negaranya.
Di Jepang, terutama di daerah yang sering
terkena bencana, baik banjir, tsunami atau-
hazard map
(peta pengungsian) dan masyarakat di dae-
rah tersebut diberikan buku panduan apa
yang harus dilakukan ketika bencana ter-
jadi. Dan biasanya pemerintah daerah
local community
gadakan latihan/simulasi ketika bancana
terjadi. Dalam pelatihan tersebut ke-
banyakan warga ikut serta secara aktif. Ka-
laupun ada yang tidak dapat berpartisipasi
kebanyakan karena alasan sakit atau da-
rurat lainnya yang tidak bisa dihindari.
(Motoyoshi, 2012)
Rasa percaya kepada pemerintah yang ting-
gi membuat orang Jepang tidak menya-
lahkan pemerintah ketika banjir terjadi. Hal
ini terbukti dari hasil penelitian yang dil-
akukan oleh Motoyoshi, 2006. Dalam
penelitian tersebut, kebanyakan orang Je-
pang menyatakan bahwa resiko banjir meru-
pakan tanggung jawab mereka sendiri
bukan tanggung jawab pemerintah.
Dalam proses recovery pun tanpa diminta
Voluntary
Disaster Management Organization, Boko-
mi, Kaekko
membantu guna menciptakan negara
Pitri Haryanti, Retno Purwani Sari, Soni Mulyawan
local community
J e p a n g
d e n g a n
m e k a n i s m e
penanggulangan banjir yang dapat
diandalkan. Malahan, setiap tahunnya, local
community terus bertambah.
Meskipun masyarakat Jepang percaya kepa-
da pemerintah, tetapi bukan berarti tidak
kritis terhadap kebijakan pemerintah. Kritis
kepada pemerintah tidak berdasarkan pada
ego semata tetapi terhadap kebenaran yang
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku. Seperti yang terjadi pada ta-
hun 1972, ketika hujan lebat menyebabkan
banjir yang parah secara nasional, banyak
korban banjir menggugat pemerintah akan