Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
30
H a l a m a n
Oleh karena itu, berdasarkan fakta sosial
tersebut diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul
‘Representasi Samurai sebagai Kelas Atas
dalam Stratifikasi Sosial Masyarakat Jepang
di zaman Edo dalam novel Tokaido Inn karya
Dorothy dan Thomas Hoobler.”
2. Masalah Penelitian
Masalah penelitian ini adalah bagaimana
representasi samurai sebagai kelas atas
dalam stratifikasi sosial masyarakat Jepang
di zaman Edo dalam novel Tokaido Inn karya
Dorothy dan Thomas Hoobler.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk representasi samurai sebagai kelas
atas dalam stratifikasi sosial masyarakat
Jepang di zaman Edo dalam novel Tokaido
Inn karya Dorothy dan Thomas Hoobler.
Manfaat teoritis yang diharapkan penulis
melalui penelitian ini adalah mampu
mengimplementasikan pendekatan sosiolo-
gi sastra khususnya untuk menganalisis
sastra sebagai dokumen sosial terkait ma-
salah penelitian. Sedangkan manfaat prak-
tis yang ingin diperoleh melalui penelitian ini
adalah dapat memberikan informasi dan
pengetahuan kepada pembaca mengenai
samurai sebagai kelas atas dalam stratifi-
kasi sosial masyarakat Jepang di zaman Edo
melalui representasi dari novel Tokaido Inn
karya Dorothy dan Thomas Hoobler.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sosiologi Sastra
Damono (2002:1) mengungkapkan bahwa
sastra menampilkan gambaran kehidupan,
dan kehidupan itu sendiri adalah suatu ken-
yataan sosial. Hal ini bermakna bahwa ke-
hidupan mencakup hubungan antar
masyarakat, antar masyarakat dengan
orang-seorang, antarmanusia, dan antar
peristiwa yang terjadi dalam batin
seseorang
.
Bagaimanapun juga, peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam batin
seseorang yang sering menjadi bahan sas-
tra, adalah pantulan hubungan seseorang
dengan orang lain atau dengan masyarakat
dan menumbuhkan sikap sosial tertentu
atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa
sosial tertentu.
Sosiologi sastra dapat meneliti sastra seku-
rang-kurangnya melalui tiga perspektif. Per-
tama, perspektif teks sastra, artinya peneliti
menganalisis karya sastra sebagai sebuah
refleksi kehidupan masyarakat dan se-
baliknya. Kedua, perspektif biografis, yaitu
peneliti menganalisis pengarang. Perspektif
life history
seorang pengarang dan latar belakang so-
sialnya. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu
penelitian menganalisis penerimaan
masyarakat terhadap teks sastra
(Endraswara, 2004:81). Lebih jauh, pre-
spektif teks sastra dalam sosiologi sastra
bermakna bahwa karya sastra adalah
produk masyarakat, sebagai sarana meng-
gambarkan kembali (representasi) realitas
dalam masyarakat. Dengan begini, berarti
bahwa sastra menjadi dokumen dari realitas
sosial budaya, maupun politik yang terjadi
dalam masyarakat pada masa tertentu yang
menjadi cermin langsung dari berbagai dina-
mika kehidupan seperti struktur sosial, hub-
ungan kekeluargaan, pertentangan antar
kelas masyarakat, dan sebagainya.
2. Samurai
Samurai berasal dari bahasa Jepang kuno
‘samorau’
‘saburai’
‘samurai’,
mengabdi pada majikannya. Ada pula istilah
‘bushi’ dengan mana mirip yaitu ‘orang yang
dipersenjatai’ atau ‘kaum militer’. Istilah
‘samurai’ dan ‘bushi’ lalu menjadi sinonim
pada akhir abad ke-12.
Diakhir abad ke 11, stabilitas politik
Kekaisaran Jepang diguncang konflik-konflik
kekuasaan antar keluarga Istana maupun
Fenny Febrianty