Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
32
H a l a m a n
melaksanakan tugas atau kewajiban, hal ini
dikarenakan bagi samurai lebih baik mem-
ilih kematian dari pada hidup panjang na-
mun tidak memiliki kharisma.
3. Stratifikasi Sosial Masyarakat Jepang di
Zaman Edo
Zaman Edo digunakan untuk menamai peri-
ode masa dalam sejarah Jepang yang ber-
langsung dari tahun 1603 hingga 1867 se-
bagai periode terakhir masa feodal di Je-
pang. Keshogunan zaman Edo didirikan
oleh Tokugawa Ieyasu, yang sekaligus men-
jadi Shogun pertama. Selama 15 generasi
hingga Tokugawa Yoshinobu, klan Tokugawa
mengendalikan Jepang. Keshogunan klan
Tokugawa berpusat di Edo (sekarang Tokyo)
ini, sehingga Keshogunan pada masa ini
disebut juga Keshogunan Edo, sedangkan
(Edo
Jidai).
Salah satu peraturan yang diterapkan oleh
Keshogunan Edo adalah stratifikasi sosial
yang merupakan penggolongan kelompok
masyarakat dalam berbagi lapisan-lapisan
tertentu. Sorokin dalam skpm.ipb.id
mendefiniskan stratifikasi sosial sebagai
perbedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat
(hierarkis) dengan perwujudannya adalah
kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
Ukuran yang umumnya dipakai untuk
menggolongkan anggota masyarakat ke
dalam suatu lapisan berdasarkan kekayaan,
kekuasaan, kehormatan (masyarakat tradi-
sional-golongan tua, seseorang yang ber-
jasa) dan ilmu pengetahuan. Lahirnya strati-
fikasi sosial dalam sebuah masyarakat
dapat terjadi secara 1) otomatis/dengan
sendirinya, karena faktor keturunan, 2) sen-
gaja, terjadi dengan maksud dan tujuan
untuk kepentingan bersama yang diten-
tukan adanya wewenang dan kekuasaan-
yang diberikan oleh seseorang atau organ-
isasi.
mibunseido
Edo, membagi masyarakat Jepang dalam
shi-
nokoshoShi
bushisamurai
nonominko
kosakuninshoshonin
(pedagang). Hierarki sosial ini didasarkan
dari pekerjaan atau cara tiap golongan
masyarakat dalam menjalani kehidupan,
apakah memiliki nilai tanggungjawab
ekonomis dan pengorbanan bagi kaum pen-
guasa sebagai tolak ukurnya. Suatu golon-
gan akan berada pada tingkat yang lebih
tinggi jika dinilai lebih keras dalam bekerja
yang secara tidak langsung berarti lebih
berguna bagi kepentingan kaum penguasa
dibanding keuntungan yang diterima dirinya
sendiri. Sebagai stratifikasi sosial tertutup,
status dan peran dari tiap-tiap golongan
pada masa ini diawasi secara ketat, dimana
seseorang yang telah dilahirkan dalam go-
longan tertentu tidak dapat naik ke golon-
gan lain begitu saja (Wibawarta : 2006).
Stratifikasi sosial pada zaman Edo ini
secara sengaja diciptakan oleh penguasa
dari golongan militer (samurai) yang
jumlahnya tidak lebih dari 10% dari seluruh
penduduk Jepang di masa itu agar mampu
mempertahankan kedudukan serta memiliki
kekuatan untuk menekan golongan-
golongan dibawahnya yang jauh lebih ban-
yak jumlahnya. Akibatnya, lahirlah golongan
‘yang memerintah’ dan ‘diperintah’ atau
golongan ‘berkedudukan tinggi’ dan
‘golongan berkedudukan rendah’ atau
‘kelas atas’ dan ‘kelas bawah’ dalam ke-
hidupan masyarakat Jepang pada masa itu.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan adalah deskriptif
analitik dengan cara mendeskripsikan fakta-
fakta yang kemudian disusul dengan ana-
lisis. Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah sosiologi sastra, khususnya perspek-
tif sastra sebagai teks yang menjadi doku-
men dari realitas sosial budaya, maupun
Fenny Febrianty