Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
58
H a l a m a n
Dari Gambar 5 terlihat jelas bahwa sinyal
yang melewati rangkaian amplifier sudah
mengalami penguatan, sehingga sinyal
tersebut siap diumpankan ke antena untuk
dipancarkan.
Proses penguatan sinyal audio adalah
perbandingan tegangan keluaran terhadap
tegangan masukan. Dalam perancangan
alat ini terjadi penguatan yang dapat
dihitung berdasarkan rumus:
G =
=
= 3.151 kali
5. Sinyal FM
Setelah
melewati
beberapa
tahapan
akhirnya sinyal FM siap untuk dipancarkan
melalui antena pemancar. Pengukuran
terhadap sinyal FM ini dilakukan di antena
pemancar.
Gambar 6. Sinyal FM
Sinyal yang dipancarkan tersebut sudah
diatur pada frekuensi kerja tertentu agar
dapat diterima oleh radio penerima.
Pengaturan frekuensi kerja dilakukan pada
mikrokontroler
dengan
menggunakan
program. Step perpindahan frekuensi dapat
dipilih mulai dari 10 KHz, 100 KHz, 250
KHz, 500 KHz dan 1MHz. Variasi
perpindahan
step
yang
banyak
ini
memungkinkan
untuk
memilih
slot
frekuensi yang kosong sehingga sistem yang
dibangun tidak mengganggu frekuensi kerja
radio pemancar yang lain.
6. Hasil Perancangan Alat
Hasil akhir alat yang telah dirancang pada
penelitian ini, seperti pada Gambar 7 di
bawah ini:
Gambar 7. Alat Hasil Perancangan
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian pembahasan dan
pengujian yang telah disajikan pada bab–
bab sebelumnya maka dari tugas akhir ini
dapat disimpulkan bahwa :
a. Sistem FM memiliki fidelitas yang tinggi
noise.
b. Sistem PLL yang dirancang bekerja
dengan baik karena dapat menghasilkan
frekuensi yang stabil dengan dengan
membandingkan beda fasa antara
frekuensi referensi dengan frekuensi
keluaran yang diumpan balikkan.
c. Pemancar
FM
portable
memiliki
bandwith
pada frekuensi 87.5 MHz – 108 MHz
bandwith
tersedia pada radio penerima.
d. Penguatan akhir membuat daya yang
portable
ini berkisar antara 400 mW – 600 mW
Bobi Kurniawan, Jana Utama