Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.14 No. 1
76
H a l a m a n
du induk dan pengaturan secara otomatis
untuk jarak jauh misalnya proses telemeter-
ing, telesinyal, teleproteksi dan telekoman-
do
[2]
.
Adanya perkembangan pemakaian tenaga
listrik, maka dengan sendirinya beban
pemakaian menjadi bertambah sehingga
dibutuhkan infrastruktur mesin pembangkit
lebih dari satu buah. Tetapi selanjutnya
dengan mengoperasikan lebih dari satu me-
sin pembangkit dapat menimbulkan masa-
lah-masalah terutama dalam koordinasi
yang maksimal dari mesin-mesin pembang-
kit sendiri. Sehingga untuk melaksanakan
tugas-tugas koordinasi tersebut dibutuhkan
sarana sistem telekomunikasi pada setiap
gardu induk dan pembangkit. Adapun sara-
na telekomunikasi yang digunakan salah
satunya sistem komunikasi menggunakan
media jala-jala listrik yang sering disebut
power line carrier
tan jenis komunikasi ini memanfaatkan
saluran transmisi tenaga listrik 3 fasa se-
bagai medium perambatan sinyal pembawa
informasi yang dikirimkan.
wave trapcoupling
capasitor
karena kedua rangkaian ini merupakan
komponen-komponen utama system PLC
yang digunakan untuk menyesuaikan
perangkat komunikasi pada kedua sisi
pengirim dan penerima antar gardu induk
dan pembangkit dengan saluran transmisi
tegangan tinggi sehingga proses kontrol dan
koordinasi dintaranya dapat terwujud.
POWER LINE CARRIER
Sistem komunikasi ini disediakan oleh
pihak PLN bertujuan untuk pengiriman
sinyal data informasi dari suatu gardu induk
ke gardu induk lainnya. Bentuk kebutuhan
komunikasinya dapat berupa pengiriman
data, telekontrol atau teleproteksi. Sehingga
secara keseluruhan akan membentuk jarin-
gan komunikasi antar gardu induk dan pem-
bangkit yang bentuk konfigurasi jaringannya
ditunjukan seperti gambar 1 berikut ini
[2]
.
Gambar 1. Jaringan Komunikasi pada Pem-
bangkit Tenaga Listrik
1. Metoda Pengkopelan
Teknik pengkopelan digunakan untuk
proses pentransmisian sinyal informasi me-
lalui jala-jala listrik melalui kawat fasa
dengan bantuan peralatan kopling sebagai
penghubung antara tegangan tinggi dengan
tegangan rendah dari sistem PLC serta di
sisi lain digunakan untuk memblok frekuen-
si jala-jala listrik 50 Hz. Agar sinyal pemba-
wa yang ditransmisikan dari kedua terminal
PLC tidak masuk ke peralatan gardu induk,
wave trap
dilengkapi kondensator penala yang dihub-
coil
Teknik pengkopelan yang umum digunakan
dalam sistem PLC terdiri dari 4 macam, yai-
tu kopling fasa ke bumi, kopling 2 kawat
fasa, kopling fasa ke fasa, opling 3 fasa.
Kopling Fasa ke Bumi
Bentuk pengkopelan ini umumnya banyak
dipakai pada tegangan 70 kV ke bawah.
Sinyal pembawa informasi ditransmisikan
melalui satu fasa S yang dikopel, sedangkan
ground
return path
ada. Dua kawat lainnya yaitu R dan T tidak
dipergunakan, sehingga hal ini menjadi nilai
kelemahan teknik pengkopelan ini yaitu
Budi Herdiana
GI.2
GI.3
GI.5
GI.6
PLTA
GI.1
GI.4
PLTU
f1
f2
f3
f4
f5
GI.7